Sejarah Singkat Gojek dan Perkembangannya

Gojek adalah perusahaan teknologi digital Indonesia yang berkolaborasi dengan ranah transportasi. Sejarah gojek menjadi perusahaan pertama yang berhasil memodernisasi jasa ojek tradisional dengan teknologi online.Dengan menggunakan Gojek, masyarakat tidak perlu pusing lagi mencari layanan antar jemput ke pos ojek.

Cukup order jasa angkutan lewat smartphone dan bayar pakai saldo digital saja. Dijamin pasti dapat tumpangan dimanapun dan kapanpun.Laman Gojek Wikipedia menyebutkan perusahaan ini sempat berganti nama dari GOJEK ke Gojek. Sampai hari ini, layanan Gojek selalu bertambah dan terus dimaksimalkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Bahkan pada 17 Mei 2021 kemarin, Gojek dan Tokopedia ecommerce terbesar Indonesia resmi melakukan merger (bersatu). Kolaborasi dua startup Unicorn Anak Bangsa ini menghasilkan Grup GoTo (GOjek-TOkopedia dan GOTOng-royong). Kabar membahagiakan ini pun turut dimuat langsung dalam laman resmi Gojek Wikipedia.Gojek sempat berganti identitas pada tahun 2019. Jadi, logo Gojek yang kita kenal dan sering lihat saat ini bukanlah logo brand Gojek pertama.

Perubahan mencolok dari brand Go jek adalah logo dan penulisan namanya. Dulu, nama Gojek ditulis “GO-JEK”. Sekarang namanya sudah menjadi “Gojek” tanpa tanda strip penghubung.Sedangkan logo terbaru Gojek adalah logo pengendara motor yang dibentuk serupa sinyal internet. Logo tersebut jauh lebih sederhana, tapi melambangkan nilai esensial perusahaan dengan baik.

Maksud dari logo terbaru Go jek adalah perluasan layanan yang bisa diberikan kepada masyarakat. Gojek bermaksud menghadirkan layanan terbaik dan tak hanya fokus pada satu jasa antar-jemput ojek online saja. Kini masyarakat bisa menikmati layanan Gojek dengan praktis, baik untuk delivery makanan, tumpangan ataupun pembayaran e-wallet.

Logo Gojek juga memiliki nama sendiri, lho! Nama logo Go jek adalah Solv, diambil dari kata “Solve” yang berarti “penyelesaian”. Perubahan identitas ini sudah sangat jelas menunjukkan upaya Gojek menjadi yang terbaik untuk menyelesaikan kebutuhan banyak masyarakat.

Sejarah Gojek Lengkap (2010 – Sekarang)

Sampai hari ini, sejarah dari Gojek telah berdiri selama kurang lebih 11 tahun lamanya. Tanggal lengkap pendirian perusahaan Gojek adalah 13 Oktober 2010. Sedangkan lokasi peresmian bisnis Gojek adalah DKI Jakarta.Pendiri sekaligus pemilik Gojek pertama adalah Nadiem Makarim. Saat pertama kali diresmikan, dari sejarah Gojek adalah perusahaan kecil dengan 20 orang pengemudi saja. Keduapuluh mitra tersebutlah yang bekerja mengantar penumpang atau melakukan jasa delivery.

Teknologi awal milik perusahaan Gojek pun tidak langsung secanggih saat ini. Selama empat tahun pertama beroperasi, teknologi Gojek adalah call center biasa. Konsumen harus menelepon kantor Gojek untuk memesan driver atau jasa delivery makanan.

Aplikasi Gojek android dan iOS baru dirilis pada 7 Januari 2015 setelah Gojek menerima dana investasi pertamanya. Setelah aplikasinya dirilis, Gojek berhenti menerima pesanan lewat call center. Perjalanan kesuksesan Gojek justru baru dimulai saat ini.

Seiring berjalannya waktu, orang-orang mulai melirik aplikasi Gojek sebagai alternatif Uber. Kala itu kepopuleran Uber memang sedang lumayan tinggi. Pada tahun 2016, jumlah download aplikasi Go jek adalah 10 juta kali di Google Playstore serta Apple Store.

Angka tersebut terus bertambah ketika Gojek menghadirkan lebih banyak inovasi. Sebut saja GoPay, GoFood, sampai memfasilitasi pembayaran aplikasi streaming populer Spotify, Netflix, investasi reksadana, dan layanan kesehatan ternama Halodoc.Kita akan melihat lebih banyak lagi seputar keunggulan Gojek terbaru 2021 pada bagian selanjutnya di artikel ini.

Pemilik Gojek Sekarang

Berita mengejutkan sempat datang pada tahun 2020 lalu bagi warga Indonesia. Soalnya, pendiri sekaligus pemilik Gojek, Nadiem Makarim, diangkat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia.

Pemilik Gojek Nadiem Makarim terpilih sebagai menteri karena kejeniusan sekaligus kontribusi besarnya dalam memajukan perekonomian bangsa. Berkat Gojek, masyarakat Indonesia bisa memanfaatkan teknologi untuk hal yang positif. Pun banyak pula warga kecil yang terbantu memperoleh pekerjaan tetap dengan mudah.

Namun siapa pemilik Gojek sekarang? Setelah resmi bergabung ke kabinet kementerian RI, pemilik Gojek sekarang adalah Andre Soelistyo (Presiden Gojek sekaligus Chief Information Officer) serta Kevin Aluwi (co-CEO Gojek).Sedangkan pemilik saham Gojek saat ini adalah para pendiri, investor dan karyawan awal Gojek yang bertahan dari dulu sampai sekarang.

Kisah Nadiem Makarim Menemukan Gojek

Nadiem Makarim adalah seorang pengusaha lulusan Harvard Business School dengan gelar MBA (Master of Business Administration). Lulus kuliah, Nadiem sempat bekerja sebagai CIO Kartuku dan Managing Director Zalora.Ide membuat perusahaan Gojek muncul tanpa sengaja dari pengalaman pribadinya yang kesulitan mencari tumpangan ojek untuk berangkat ke kantor. Dari sana ia justru mendapat pencerahan untuk menciptakan layanan transportasi yang lebih efektif, bisa dipesan dari mana saja, dan menguntungkan baik konsumen maupun pengemudi.

Daftar Pendanaan dalam Sejarah Gojek

Perkembangan perusahaan Gojek tak lepas dari pendanaan yang mereka terima. Menurut laman Gojek Wikipedia, berikut adalah daftar pendana atau investor yang berkontribusi dalam kemajuan Gojek Indonesia:

  • NSI Ventures (Juni 2015): nominal dirahasiakan.
  • Sequoia Capital (Oktober 2015): nominal dirahasiakan.
  • Warburg Pincus, Capital Group Private Markets, KKR, Farallon Capital (Agustus 2016): 7,2 triliun rupiah.
  • Google – pendanaan pertama untuk startup Asia (Januari 2018): 1,3 triliun rupiah.
  • JD, Tencent, Meituan-Dianping, Temasek (seri pendanaan 2018): 16 triliun rupiah.
  • Astra Internasional (Februari 2018): 2 triliun.
  • Djarum Group lewat GDN (Februari 2018): nominal dirahasiakan.
  • Facebook dan Paypal (Juni 2020): nominal dirahasiakan.

Daftar Investasi, Akuisisi dan Kerjasama dalam Sejarah Gojek

Tidak terbatas pada pendanaan biasa, Gojek juga menerima banyak sekali investasi, akuisisi dan kerjasama di sepanjang perjalanan karirnya. Berikut ini daftar lengkap untuk ketiga kategori tersebut menurut Gojek Wikipedia.

Investasi             

  • Kumparan, startup media lokal Indonesia. Gojek diketahui melakukan investasi ke Kumparan, namun tahun dan jumlah investasi yang dilakukan tidak disebutkan.
  • ph, fintech Filipina berbasis blockchain. Dana investasi sebesar 1 triliun rupiah (2019).
  • Rebel Foods, startup makanan online “cloud kitchen” di India. Dana investasi: 70 miliar rupiah (2019).
  • Peluang, fintech lokal. Dana investasi: 42 miliar rupiah (2019).

Akuisisi

  • Sejumlah perusahaan India yang namanya tidak disebutkan. Gojek membuka kantor di Bengaluru, India (2015).
  • C42 Engineering da CodeIgnition, perusahaan TI India (2016).
  • Pianta, startup lokal India yang bergerak di layanan kesehatan (2016).
  • LeftShift, perusahaan android, iOS dan web India (2016).
  • Ponselpay dan MVCommerce, perusahaan fintech yang kelak menjadi cikal-bakal GoPay (2016).
  • Kartuku, Mapan dan Midtrans, perusahaan fintech lokal (2017).
  • LOKET, perusahaan event management dan ticketing lokal, cikal-bakal GO-TIX (2017).
  • Promogo, perusahaan pemasangan iklan di Vietnam (2018).
  • Goventures, unit pemodalan Gojek (2018).

Di tahun 2018, Gojek memasuki babak baru di kala mengumumkan ekspansinya ke 4 negara di Asia Tenggara. Negara tersebut diantaranya Vietnam, Singapura, Thailand, dan Filipina. Di Vietnam, Gojek memperkenalkan nama GoViet, sedangkan di Thailand diberi nama sebagai GET.Gojek sengaja tidak menggunakan nama brandnya seperti halnya Uber atau Grab.

Selain itu, Gojek juga menggandeng tim lokal serta menyesuaikan layanan berdasarkan karakteristik di negaranya masing-masing. Tetapi, pendanaan dan pengetahuan operasional tetap bersumber dari Gojek.

Sejak tanggal 12 September 2018, Goviet pun akhirnya resmi diluncurkan. GoViet sendiri dipimpin oleh Duc Nguyen yang sebelumnya pernah bekerja di Uber sebagai International Launcher. Setelah keberhasilan ekspansi di Vietnam dan Thailand, Gojek kemudian mencoba memasuki pasar Singapura pada tanggal 29 November 2018.

Namun, peluncurannya masih terbatas di beberapa wilayah saja. Baru pada Januari 2019, Gojek secara resmi masuk dalam seluruh wilayah Singapura. Hanya saja, karena pemerintah Singapura melarang penggunaan sepeda motor sebagai transportasi umum, maka layanan Go Ride tidak bisa dijalankan di sana.

Meskipun begitu, hingga akhir tahun 2019, Singapura tetap menjadi pasar terbesar kedua bagi Gojek setelah Indonesia. Setidaknya, dari sejarah Gojek telah melayani 30 juta perjalanan sejak mulai memasuki wilayah Singapura. Ini menunjukkan kisah sukses Gojek yang tidak hanya terbatas pada Indonesia saja.